Ringkaan Modul 2 Pembelajaran Matematika di SD

 

MODUL 2

MEDIA  DAN  BAHAN  MANIPULATIF

DALAM  PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

 

Media pembelajaran dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan, menyajikan, atau menjelaskan bahan pelajaran kepada peserta didik, yang mana alat-alat itu sendiri bukan merupakan bagian dari pelajaran yang diberikan.

Jenis media dapat dikelompokkan dari aspek-aspek yang berbeda, misalnya ;

1.      Dari bahan, berupa media cetak dan media non cetak

2.      Dari tayangan, berupa media proyeksi dan media non proyeksi

3.      Dari kelistrikan, berupa media elektronik dan media non-elektronik

4.      Dari ukuran kemajuan, media sederhana dan media modern

Alat-alat itu dapat berupa segala bentuk papan (tulis, tempel), segala bentuk cetakan (bukan LKS, modul, petunjuk/pedoman kurikulum), segala bentuk bahan elektronik(kalkulator, radio, TV, film, VCD, DVD,komputer, internet, LCD)

Bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan terutama untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika. Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika, dan dapat dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindah, digambar, ditambah, dipilah, dikelompokkan/diklafikasikan ). Penggunaan alat ini untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep dan prosedur matematika.

 

KB 1 – Media dalam Pembelajaran Matematika SD

Keuntungan penggunaan media pembelajaran :

1.      Lebih menarik dan tidak membosankan siswa

2.      Lebih mudah dipahami karena dibantu visualisasi yang dapat memperjelas uraian

3.      Lebih bertahan lama dan mudah diingat karena siswa lebih terkesan dengan terhadap tampilan dan tayangan

4.      Mampu melibatkan peserta pembelajaran lebih banyak dan lebih tersebar

5.      Dapat digunakan berulang kali untuk peningkatan penguasaan materi(kaset, vcd, dvd, film)

6.      Lebih efektif karena dapat mengurangi waktu pembelajaran.

Jenis-jenis media dan penggunaannya :

1.      Papan tulis / white boad

2.      Papan grafik

Hampir sama dengan papan tulis , tetapi fungsinya untuk mempermudah guru dalam membuat grafik. Papan ini mempunyai kotak-kotak berskala tetap yang dpat dipakai untuk merancang koordinat dari titik-titik yang diperlukan untuk membuat grafik

3.      Papan tempel,

Dapat diletakkan didalam atau di luar kelas. Jika didalam kelas dipasang disamping kelas tidak didepan. Fungsinya untuk memasang informasi , menempel kliping dari koran , majalah atau brosur yang berkaitan dengan pelajaran atau kemajuan iptek, dan untuk memasang karya-karya siswa yang terpilih. Untuk matematika , dapat digunakan untuk menginformasikan /menhkomunikasikan antara lain tokoh-tokoh matematisi, sejarah matematika, rekreasi matematika, permainan, pola-pola khusus dan tebakan matematika.

4.      Media cetak,

Dapat dibawa dan dibaca dimana saja dan kapan saja. Dapat berupa LKS, buku paket, petunjuk praktek, lpaoran, modul dan buku kerja.

5.      Kalkulator,

Termasuk media elektronik yang mudah didapati dengan harga terjangkau. Termasuk alat hitung canggih yang mampu melakukan perhitungan dengan cepat dan akurat.

a)    Kalkulator sebagai alat bantu berhitung

b)   Kalkulator sebagai alat bantu meningkatkan pemahaman konsep matematika

c)    Kalkulator sebagai alat bantu belajar pemecahan masalah

6.      Komputer,

Perangkat lunak (software) misalnya MAT LAB, MAT CAD, DERIVE, MATHEMTICA, MAPLE) memuat topik-topik penyelesaian persoalan matematika(misalnya polinomial, grafik fungsi, pendiferensialan, pengintegralan, grafik dimensi tiga, matriks dan permasalahannya)

a.      Model tutorial,

Model pembelajaran berupa uraian atau penjelasan topik-topik tertentu yang dapat dilengkapi dengan contoh dan latihan soal. ----(linear dan bercabang)

b.      Model latihan dan praktek (drill & practice),

Model pembelajaran berupa latihan mengerjakan soal-soal. Tujuan dari latihan ini adalah untuk lebih memantapkan pemahaman konsep, dan lebih terampil dalam menyelesaikan beragam soal.

c.       Model simulasi (demonstrasi),

Model pembelajaran untuk memperagakan hal-hal yang sulit dilakukan karena mempunyai resiko besar ( berbahaya, sangat mahal, langka). Digunakan untuk menunjukkan atau menampilkan proses, terutama hubungan tingkah laku grafik fungsi karena perbedaan besaran-besaran tertentu; menampilkan gambar bangun-bangun geometri ruang dengan bidang-bidang irisan serta garis-garis tertentu ; menampilkan transformasi dan simetri bangun-bangun geometri. Dengan model simulasi ininyang abstrak dapat diperagakan menjadi teramati(observable) sehingga menjadi lebih mudah dipahami.

7.      Media Tayangan,

Media yang mampu menayangkan program pembelajaran pada layar sehingga bisa diikuti banyak orang. Media ini berupa OHP (over head projector), LCD , film.

KB 2 Bahan Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika SD

1.      Bahan Manipulatif dari Kertas

Manfaat Bahan Manipulatif dari Kertas ini diantaranya adalah :

a.     Untuk menjelaskan pecahan (konsep, sama/senilai, operasi)

b.    Untuk menjelaskan luas bangun datar

c.     Untuk menjelaskan jaring-jaring bangun ruang

2.      Model Stik (lidi: dari rangka daun kelapa, dari bambu, atau dari plastik)

Model ini dapat dipakai untuk menjelaskan konsep satuan, puluhan, dan ratusan pada kelas rendah. Lidi-lidi tersebut dalam bentuk lepas (sebagai satuan), bentuk ikatan (dengan tali/karet) sepuluhan, dan bentuk ikatan dari sepuluhan (dan disebut seratusan).model-model stik ini dapat digunakan untuk menjelaskan konsep numeral (lambang bilangan), kesamaan bilangan, operasi (penjumlahan, pengurangan, perkalian) bilangan bulat.

3.      Model persegi dan strip dari kayu/tripleks

Kegunaan model ini untuk menjelaskan konsep numeral, kesamaan bilangan, dan operasi bilangan bulat.

4.      Model kertas bertitik/berpetak

Kegunaan model ini untuk menjelaskan banyak hal yang terkait dengan geometri (bangun datar dan sifat-sifatnya, hubungan antar bangun datar, dan luas bangun datar).

 

 

Modul 1 Pembelajaran Matematika di SD

                                                             MODUL I

Pembelajaran Matematika Berdasarkan KBK

Kegiatan Belajar 1

Landasan Pembelajaran Matematika Berdasarkan KBK

·      Tiga faktor yang melandasi perubahan memperbaiki matematika adalah keberadaan dan perkembangan teori-teori belajar, psikologi belajar, dan filsafat pendidikan.

·      Untuk mendukung usaha pembelajaran matematika dibutuhkan guru yang professional dan kompeten.

·      Guru matematika yang kompeten mempunyai wawasan  berupa dasar dasar teori belajar yang dierapkan untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran matematika.

1.      Teori Thorndike disebut teori penyerapan, yaitu teori yang memandang peserta didik sebagai selembar kertas putih, penerima pengetahuan yang siap menerima pengetahuan secara pasif. Prinsipnya menekankan pada praktik dan latihan (drill and practice). Toeri ini bersifat behavioristik / mekanistik.

2.      Teori Ausubel disebut teori holistik yang merupakan teori kognitif belajar dan dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran bermakna (meaningful instruction). Teori ini mengemukakan pentingnya kebermaknaan pembelajaran akan membuat pembelajaran lebih bermanfaat

3.      Teori Jean Piaget yaitu teori perkembangan intelektual yang menyatakan bahwa kemampuan intelektual anak berkembang secara bertahap (aliran konstruktivisme). Dimulai dari adanya jaringan konsep (skemata) lalu pengetahuan diproses melalui asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi.

4.      Teori Vygotsky mengembangkan teori konstruktivistik belajar mandiri Piaget menjadi belajar kelompok. Melalui teori ini peserta didik dapatmemperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beraneka ragam dengan guru sebagai fasilitator.

5.      Teori Jerome Bruner merupakan teori perkembangan mental yang dibedakan dalam tiga tingkatan dalam mengakomodasi peserta didik, yaitu enactive, iconic, dan symbolic.

6.      Pemecahan masalah dengan teknik heuristic (bantuan untuk menemukan) oleh George Polya, meliputi understand the problem, devise a plan, carry out the plan, dan look back.

7.      Teori Van Hiele (hierarkis belajar geometri) menyatakan bahwa eksistensi dari lima tingkatan yang berbeda tentang pemikiran geometrik, yaitu level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi informal), level 3 (deduksi), dan level 4 (rigor).

8.      RME (Realistic Mathematics Education) dikembangkan oleh Freudenthal dan Treffers, yaitu pematematikaan dibagi 2 antara lain pematematikaan horisotal dan vertikal. Teori ini dimaksudkan untuk memulai pembelajaran matematika dengan cara mengaitkanya dengan situasi dunia nyata di sekitar siswa

9.      Peta konsep merupakan kebermaknaan yang ditunjukkan dengan bagan atau peta sehingga hubungan antarkonsep menjadi jelas dan keseluruhan konsep teridentifikasi.jenis peta konsep ini dapat menyebar, menegak dari sususan konsep umum ke khusus.

 Kegiatan Belajar 2

Pelaksanaan Pembelajaran Matematika yang Konstruktivistik

·           Dasar pengembangan pendidikan yang bermutu tinggi adalah prinsip. Empat pilar belajar yang dikemukakan UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.

 

A.      Proses Pendidikan

·           Guru merupakan komponen proses utama dalam pendidikan karena guru adalah pelaksana dari proses itu sendiri.

·           Agar guru dapat melaksanakan proses yang baik maka perlu mempertimbangkan beberapahal diantaranya:

1.      Kompetensi Individual, kelompok, klasikal

2.      Keberagaman hasil

3.      Kesesuaian penilaian, evaluasi, atau asesmen

4.      Pemberdayaan berbagai sumber belajar

5.      Strategi pembelajaran untuk mencapai sasaran

 

B.       Pembeleajaran Matematika

·           Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalamankepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana untuk memperoleh bahan matematika yang dipelajari.

·           Komponen yang menentukan ketercapaia kompetensi adalah penggunaan strategi pemebelajaran matematika yang sesuai dengan :

1.      Topik yang sedang dibicarakan

2.      Tingkat perkembangan intelektual peserta didik

3.      Prinsip teori belajar

4.      Keterlibatan aktif peserta didik

5.      Keterkaiatan dengan kehidupan peserta didik sehari hari

6.      Pengembangan dan Pemahaman Penalaran matematis

·           Strategi  pembelajaran matematika yang konstruktivistik antara lain:

1.    Pemecahan masalah (problem solving) ciri utamanya adanya masalah yang tidak rutin. Manfaatnya adalah peserta didik menjadi kreatif dalam berpikir, kritis dalam menganalisis data, fakta, dan informasi, serta mandiri dalam bertindak dan bekerja. Sasarannya yaitu soal mempunyai banyak selesaian (multiple solution), soal yang diperluas (extending problem), dan soal yang mempunyai banyak cara menyelesaikan (multiple methods of solution).

Contoh Soal :

No

Bentuk Soal

Soal

Penyelesaian / Jawaban

1

Banyak Selesaian

Perhatikan susunan bilangan berikut

1,2,3……….10 carilah 3 keadaan yang

dimiliki sususnan bilangan tersebut!

 

a.       Sususnan Bilangan dimulai angka 2

b.       Susunan bilangan diakhiri angka 10

c.       Bilangan itu semua Positif

2

Soal Yang diperluas

Sebuah Lingkaran memiliki Keliling 157cm,tentukan Luas Lingkaran tersebut!

Siswa terlebih dahulu mencari Diameter Lingkaran baru kemudian menghitung luas lingkaran.

3

Banyak caramenyelesaikan

Perhatikan susunan bilangan berikut

1,2,3, 4,5, 6,7,8,9,10 tentukan jumlah bilangan tersebut!

·        Dapat dengan

menjumlahkan satu persatu

·         Menyusun ulang

bilangan dan memasangkan

·      Menggabungkan dua bilangan dengan cara tertentu

 

Jawab : 55

 

2.            Penyelidikan matematis (Mathematical Investigation) adalah peyelidikan tentang masalah yang dapat dikembangkan menjadi model matematika, berpusat pada tema tertentu, berorientasi pada kajian atau eksplorasi mendalam, dan bersifat open-ended. Kegiatan belajar yang dilaksanakan dapat berupa cooperative learning.

Contoh  tema Deret Angka

2 .... 3 .... 4 .... 6 .... 6 .... 9 .... . . .

A. 8    B. 6    C. 2    D. 1

 

Jawaban : A ( Siswa butuh mengksplor secara mendalam)

 

 

3.            Penemuan terbimbing adalah suatu kegiatan pembelajaran dimana guru membimbing siswanya dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis sehingga mereka merasa menemukan sesuatu.

Contoh:

Pendekatan Phi pada Lingkaran. Siswa akan menemukan hubungan antara Phi, Keliling, dan Diameter

 

4.            Contextual Learning adalah pengelolaan suasana belajar yang mengaitkan bahan pelajaran dengan situasi dan/atau kehidupan sehari-hari, hal-hal yang faktual atau keadaan nyata yang dialami siswa.

Contoh :

Ani Memiliki Uang yang terdiri dari lima Lembar seribuan, satu lembar Lima Ribuan, satu lembar dua ribuan dan satu uang logam Lima Ratusan. Lalui dia membeli Jus Mangga Seharga Rp. 7.000 maka ada berapa cara membayar jus manga tersebuut:

Jawab :

Cara 1

Membayar dengan Uang 5.000 satu lembar  dan 1.000 dua lembar

Cara 2

Membayar dengan Uang 5.000 satu lembar  dan 2.000 satu lembar

Cara 3

Membayar dengan Uang 1.000 lima lembar  dan 2.000 satu lembar

Popular Posts